Permainan Pengusaha di Pilpres 2014 Kemaren

Rekaman pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kala serta beberapa petinggi negara lainnya akhirnya dibuka ke publik dalam sidang MKD, sejak Rabu (2/12) hingga Kamis (3/12) kemarin. Dalam persidangan kedua kemarin, sebagai saksi adalah Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin.

Tak hanya membahas freeport, berbagai fakta baru pun muncul dalam persidangan itu. Salah satunya adalah soal dukungan Pilpres 2014 dan 2019 yang disebutkan suara yang diduga milik pengusaha Migas Riza Chalid.

Dalam rekaman berdurasi satu jam 20 menit itu, Riza menyebutkan andilnya dibalik Pilpres 2014. Dalam pembicaraan suara yang diduga pengusaha Riza mengatakan, merasa berjasa atas terpilihnya Joko Widodo (Jokowi) menjadi presiden. Dia mengklaim mendorong Jokowi menjadi calon presiden pada Pilpres 2014.

Namun sebelum terpilihnya Jokowi sebagai presiden, Riza mengaku hendak menduetkan Jokowi dengan Hatta Rajasa yang ternyata tak mendapat dukungan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Meski akhirnya mendukung Jokowi-JK, suara yang diduga Riza pun mengatakan akan membalas dendam kekalahan mereka di Pilpres 2019.

Dibalik dukungan Riza disebutkan pula pembagian fee. "Padahal duit kalau kita bagi dua pak, hepi Pak. 250 M ke Jokowi JK, 250 M ke Prabowo Hatta, kita duduk aja. Ke Singapura, main golf, aman. hahahaa. Itu kan temen, temen semualah, Pak Susahlah. Kita hubungan bukan baru kemarin. Masak kita tinggal nggak baik. tapi kan sekarang udah gak ada masalah. Sudah normal. Gitu," demikian suara yang diduga Riza mengatakan dalam isi rekaman itu.

Sebagai seorang pengusaha, dukungan Riza dalam pemilihan presiden bukanlah hal baru. Menurut pengamat politik Universitas Indonesia (UI) Budiatna, keterlibatan pengusaha dalam pilpres sudah dimulai sejak era Soekarno dan Soeharto menjadi presiden. Keterlibatan pengusaha itu, kata Budiatna bukan tanpa sebab. Dukungan penuh melalui sokongan dana merupakan suatu jalan untuk mendapat jatah begitu seorang presiden terpilih.

"Pengusaha banyak kepentingan. Pengusaha perannya besar cuma tidak terlihat. Mereka bukan orang bodoh, mereka ahlinya. Kalau yang didukung jadi presiden kan dia bisa tunjukan orang itu dalam proyek. Dapat imbal jasa," kata Budiatna ketika dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Jumat (5/12).

Di era Jokowi, kata dia, dukungan penuh datang dari Ketua Umum Surya Paloh sebagai seorang penguasa. Mengutip tudingan Fatmawati (adik Megawati), Budiatna mengatakan, jika pemberi sumbangan terbesar di pilpres 2014 adalah Surya Paloh. Maka tak heran ketika banyak posisi jabatan diisi politisi Nasdem sesuai permintaan Surya Paloh.

"Jokowi, kata Fatmawati dapat 113 miliar dari Surya Paloh sebagai dana kampanye. Maka Surya tunjuk banyak hal sama dia. Pencopotan Suhadisi Aulius jadi kapolri atas usulan dia. Jaksa agung itu orang nasdem. Banyak posisi penting dari NAsDem. Kita lihat gaya pengusaha begitu. Jokowi gak bisa nolak," papar dia.

Sementara itu, keterlibatan pengusaha dalam pilpes menurut peneliti Formappi, Lucius Karus bukanlah fenomena baru. Taruhan kepentingan adalah tujuan utama. Namun pembicaraan suara yang diduga Riza, kata dia perlu dikonfirmasi lebih jauh terutama dalam kaitan pencatutan nama Presiden Jokowi.

"Informasi dari rekaman ini perlu dikonfirmasi kepada MR (Maroef Sjamsoeddin). Jangan-jangan ini juga merupakan bagian yang termasuk dalam pencatutan nama Jokowi dalam rekaman ini," tandas Lucius.

source : merdeka.com

0 Response to "Permainan Pengusaha di Pilpres 2014 Kemaren"

Post a Comment

Kategori

Artis (6) Dunia (13) Inspirasi (18) islami (14) Misteri (6) Nasional (25) politik (6) tips kesehatan (10) Unik (4)